Malam
dengan keheningannya, ku sandarkan tubuh ini untuk terlelap sesaat, melumpuhkan
indra sesaat bahkan ingatan pun mengikut. Secangkir cemilan malam menemani
tatkala jenuh dengan sekumpulan kertas. Terbesit di sela-sela neuron mungkin bereasksi
menghubungkan memori itu pada bebrapa pergantian sebut saja keheningan. yah
sebuah fase kehidupan ketika sebuah jendela medekat, namun hal itu pergi dengan
sedirinya. Ketika amplifair tertentu berkumandang seakan kembali ke fase itu,
namun hanya menyisipkan sedikit rindu. Entahlah sedikitnya dalam satuan apa.!!
Sebuah
satuan terkadang dijadikan hal yang tidak begitu penting kuantitasnya. Karena
identitas baru hanya sebuah bias ular yang menghangatkannya. Ketika the first
want to be direction. Jejaknya bahkan terbawa oleh energy yang merambat dengan
kecepatan layaknya mc^2. Waw fantastic.. (y)
Ketika
sesuatu lain dari biasanya sesuatu lain memaksa untuk memberi perhatian lebih,
tidak terlalu familiar untuk diketahui namun mata jeli selalu memaksa merekam. Tersembunyinya
bahagia di keheningan malam menulis cerita di langit-langit mimpi sebagai
pengantar lelap malam. Perubahan memaksa untuk menutup cerita indah, mengikuti
rotasi bumi, dan memang sepertinya hal itu mengikut pada hukum alam.
Pada
beberapa saat ia memfungsikan setiap sudutnya merangkai tawa, Sebuah gelaran
aneh dan selalu tertera di pikirku yang telah kami bahas hingga menghabiskan
bebrapa putar jam hingga malam pun menuju pergantiannya. Namun lagi-lagi
beberapa saat itu pergi membawa mimipiku dan bahagiaku hanya menyisakan
rangkaian kata di sebuah rekaman cerita tak berujung. Kepada malam yang
merekam, rinduku dan rindunya ku harap bertemu dan fase itu terrefleksi.
Parangtambung, October 10th 2014
Sri Agustini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
give me your response