Selasa, 16 September 2014

Perkembangan IT terhadap pembelajarn fisika

Oleh: Sri Agustini (1312441018)
Fisika ICP-B 2013
Pendidikan di Indonesia telah mengalami perkembangan dalam tiga era atau zaman. Era yang pertama dikenal dengan era pertanian, era yang kedua dikenal dengan era teknologi industri dan era yang ketiga yakni abad 21 dikenal dengan era teknologi informasi dan komunikasi. Posisi pendidikan Indonesia saat ini berada pada transisi dari era teknologi industri ke era teknologi informasi dan komunikasi (TIK) atau juga dikenal dengan era e-learning. (Siahaan, 2012)
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah menyebabkan terjadinya proses perubahan dalam segala aspek kehidupan, termasuk dunia pendidikan. Kehadiran TIK dalam dunia pendidikan bukan saja sebagai mata pelajaran tetapi lebih dari itu telah melebur dalam semua mata pelajaran yakni dengan memanfaatkan TIK dalam kegiatan proses belajar mengajar. TIK sekarang ini memungkinkan terjadinya proses komunikasi yang bersifat global dari dan ke seluruh penjuru dunia sehingga batas wilayah suatu negara negara sekalipun menjadi tiada dan memungkinkan pelaksanaan pembelajaran jarak jauh yang disebut distance learning. Melalui pemanfaatan TIK, siapa saja dapat memperoleh layanan pendidikan dari institusi pendidikan mana saja. di mana saja, dan kapan saja dikehendaki. Secara khusus, pemanfaatan TIK dalam pembelajaran dipercaya dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, meningkatkan keterampilan siswa dalam memperluas akses terhadap sumber-sumber belajar, menjawab tuntutan “ICT literate” (melek teknologi informasi dan komunikasi), mengurangi biaya pendidikan, dan meningkatkan rasio biaya manfaat dalam pendidikan.
Pembelajaran fisika tidak luput dari pesatnya kemajuan di bidang teknologi informasi dan komunikasi. Berbagai penelitian yang dilakukan terkait dengan pemanfaatan teknologi informasi ini menunjukkan meningkatnya hasil pembelajaran yang signifikan. Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi ini akan optimal dalam pembelajaran fisika, apabila guru dapat meningkatkan kemampuan profesionalnya sebagai pengguna produk teknologi ini. Dalam pembelajaran fisika, guru dapat memadukan penggunaan laboratorium nyata dengan laboratorium maya (virtual) sehingga hasil belajar siswa menjadi maksimal
Pembelajaran fisika merupakan salah satu subsistem yang tidak luput dari arus perubahan yang disebabkan oleh kehadiran TIK yang sangat intrusif: Dengan segala atributnya, TIK menjadi hal yang tidak dapat dihindarkan lagi dalam sistem pembelajaran di kelas. Beragam kemungkinan ditawarkan oleh TIK untuk meningkatkan kualitas pembelajaran fisika di kelas. Di antaranya ialah (1) peningkatan dan pengembangan kemampuan profesional guru, (2) sebagai sumber belajar dalam pembelajaran, (3) sebagai alat bantu interaksi pembelajaran. dan (4 ) sebagai wadah pembelajaran, termasuk juga perubahan paradigma pembelajaran yang diakibatkan oleh pemanfatan TIK dalam pembelajaran (Markos, 2012)
 Dalam rangka mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas yang mampu bersaing baik dalam skala nasional maupun internasional. Pendidikan memegang peranan penting . pendidikan merupakan wahana dalam transfer ilmu pengetahuan dan teknologi. Sumber daya manusia yang berkualitas diharapkan akan mampu meningkatkan perkembanagan kesejahtraan dn kualitas bangsa.  Media pembelajaran sebagai salah satu komponen proses pembelajaran adalah sebagai alat yang dipergunakan guru dalam pembelajaran untuk merealisasikan suatu tujuan pembelajaran. Dengan menggunakan media siswa dapat bukan saja memperoleh pengalaman belajar yang konkret yang diperlukan dan dapat mengintegrasikan pengalaman yang terdahulu. Pemanfaatan media seharusnya merupakan bagian yang harus mendapat perhatian guru dalam setiap kegiatan pembelajaran. Oeh karena itu, guru perlu mempelajari bagaimana mimilih dan memanfaatkan media pembelajaran agar dapat mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran dalam proses belajar mengajar. Kenyataanya di lapangan pemanfaatan media pembelajaran masih sering terabaikan dengan berbagai alasan antara lain terbatasnya waktu untuk membuat persiapan mengajar, sulit untuk mencari media yang tepat, tidak tersedianya biaya dn lain-lain. Hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi jika setiap guru telah mempunyai pengetahuan dan keterampilan mengenai media pembelajaran.
Penyampaian materi pembelajaran dengan menggunakan multimedia akan memberika dampak yang baik. Daya tarik pemaparan materi dengan multimedia dapat memotivas dan memberikan kepuasan siswa. Hal ini disebabkan karena multimedia merupakan sistem pembelajara berbantuan komputer yang dapat menyimpan data, menciptakan kreasi-kreasi, menyajikan informasi melalui gabungan teks, gambar, audio, animasi dan video. Sehingga setiap infrmasi bisa dirancang lebih hidup serta dapat menampilkan unsur faktual dan kontekstual. (Esti)
Berkembangnya penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran menyebabkan terjadinya perubahan yang significan pada media pembelajaran. Peubahan ini diharapkan membawa dapmak positif dalam pembelajaran di kelas. Dalam sebuah penilitian oleh supurwoko  yang menyelidiki mengenai pengaruh media pembelajaran berbasis TIK yang telah Di Up load ke WEB terhadap peningkatan kemampuan kognitif mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika FKIP UNS pada bahasan gelombang elektromagnetik sehingga disimpulkan media pembelajaran dapat memberikan penguatan rerata ternormalisasi pada tingkat sedang            (Supurwoko)
Dalam struktur Kurikulum 2013, teknologi informasi dan komunikasi tidak lagi sebagai mata pelajaran yang diajarkan, akan tetapi teknologi informasi dan komunikasi akan menjadi sarana pembelajaran pada semua mata pelajaran. Artinya, meskipun tidak dicantumkan sebagai mata pelajaran, namun keterampilan menggunakan peralatan teknologi informasi dan komunikasi mutlak digunakan untuk kelancaran proses pembelajaran Keterampilan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi dibutuhkan untuk melakukan pengindividualisasian pembelajaran pada semua mata pelajaran. Permasalahannya ialah bagaimana teknis pengintegrasian ke dalam mata pelajaran lain? bagaimana nasib guru-guru yang selama ini mengajar mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi? Tulisan ini membahas bagaimana peranan teknologi informasi dan komunikasi dalam Kurikulum 2013, bagaimana memilih dan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi dalam mendukungpembelajaran. Tulisan ini juga memberikan saran kepada pihak-pihak terkait dalam penyelenggaraan pendidikan pada umumnya dan pembelajaran pada khususnya. (Desmon)

Pemanfaatan TIK dalam Pembelajaran
Menurut Weiser seperti yang dikutip Santrock (2004 : 499), sekarang ini kita berada di era komputer pribadi (PC) di mana satu orang punya satu komputer. Tetapi generasi komputer berikutnya akan berupa ubiquitous computing, yang menekankan pada distribusi komputer ke lingkungan, ketimbang ke personal. Dalam lingkungan ini, teknologi akan menjadi latar belakang. Ringkasnya, ubiquitous computing akan berupa dunia pasca-PC. Perangkat teknologi umum, seperti telepon dan perangkat elektronik lainnya akan terkoneksi dengan internet dan pengguna mungkin tidak menyadari perangkat mana di lingkungannya yang terkoneksi. Perangkat komputer baru yang kecil, portable, mobile, dan murah diperkirakan akan menggantikan komputer desktop. Ubiquitous adalah kebalikan dari realitas virtual. Jika realitas virtual menempatkan orang di dalam dunia yang diciptakan orang di dalam dunia yang diciptakan komputer, ubiquitous computing akan memaksa komputer eksis di dunia manusia. Perangkat komputer baru yang kecil, portable, mobile, dan murah ini dapat disediakan kepada lebih banyak murid ketimbang komputer desktop. Perangkat baru ini, dipasangkan dengan jaringan murah, dapat memampukan murid untuk membawa perangkat informasi personal ke lapangan untuk membantu mengerjakan suatu tugas dan bisa dibawa pulang. Mereka bisa meningkatkan kolaborasi dan memudahkan penggunaan tanpa dibatasi lokasi.
Perkembangan TIK memang memiliki banyak manfaat, khususnya di bidang pendidikan, maka banyak orang yang ingin segera bisa memanfaatkannya. Namun, tidak bisa dipungkiri pemanfaatan TIK di dalam sektor pendidikan memiliki beberapa kendala, di antaranya: (1) kurangnya pengadaan infrastruktur TIK, hal ini disebabkan sulit dijangkaunya beberapa daerah tertentu di Indonesia, sehingga penyebarannya tidak merata. Masih banyak daerah yang sulit dijangkau oleh alat transportasi. Untuk mencapai daerah yang dituju, hanya dapat ditempuh dengan berjalan kaki. Sedangkan dengan berjalan kaki, tidak memungkinkan untuk membawa berbagai peralatan multimedia; (2) masih digunakannya perangkat multimedia bekas di lembaga-lembaga pendidikan yang terdapat di daerah pedesaan. Perangkat multimedia bekas ini tentunya masih menggunakan spesifikasi yang sudah tertinggal jamannya. Sehingga penggunaannya tidak mampu bersaing dengan laju perkembangan TIK yang begitu pesat; (3) kurangnya infrastruktur   telekomunikasi dan perangkat hukum yang mengaturnya, sebab cyber law belum diterapkan di dunia hukum Indonesia; (4) mahalnya biaya pengadaan dan penggunaan fasilitas TIK. Hal ini dikembalikan lagi kepada pemerintah, sedangkan pemerintah masih sulit mengalokasikan dana anggaran untuk pengadaan fasilitas TIK yang dapat menunjang pendidikan Indonesia. Sebagai contoh, pengadaan fasilitas di daerah pedesaan masih sangat minim.
Sejalan dengann masalah dan hasil analisis data pada sebuah penelitian berdasarkan sumber jurnal menyimpulkan bahwa pembelajaran fisika engan memnfaatkan multimedia berpengaruh significn dalam meningkatkan pemerolehan belajar. Secara khusus diperoleh kesimpul  bahwa terdapat perbedaan pemerolehan belajar yang sigifikan antara siswa yang dilibatkan dalam pembelajaran dengan memanfatkan multimedia dan tanpa multimedia lebih tinggi daripada siswa yang dilibatkan tanpa multimedia
Dalam metodologi pembelajaran, ada dua aspek yang cukup menonjol, yaitu metode pembelajaran dan media pembelajaran . Media sangat berperan dan membantu guru dalam mencapai tujuan pembelajaran. Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepada penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa yang menjurus ke arah terjadinya proses belajar. Mendayagunakan teknologi komunikasi dan informasi di sekolah adalah salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Berbagai penelitian baik di dalam maupun di luar negeri menunjukkan bahwa pemanfaatan bahan ajar yang dikemas dalam bentuk media berbasis ICT dapat meningkatkan kualitas pendidikan. Oleh karena itu, guru hendaknya mampu berinovasi dan berkreasi dalam rangka merancang suatu pembelajaran yang menarik dan bermakna bagi siswa. (Nanang)
Pembelajaran fisika menggunakan audio
Salah satu cara yang dapat mempermudah pemahaman konsep fisika ialah menggunakan media dalam bentuk audio-visual. Media audio-visual umumnya digemari siswa saat ini. Hal ini tidak terlepas dari kebiasaan siswa yang sering menonton film. Media audio-visual (video) memiliki kelebihan dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Kelebihan dalam ranah kognitif antara lain dapat digunakan untuk menunjukan contoh dan cara bersikap atau berbuat dalam suatu penampilan, khususnya yang menyangkut interaksi siswa. Kelebihan dalam ranah afektif antara lain dapat menjadi media yang sangat baik dalam mempengaruhi sikap dan emosi. Kelebihan dalam ranah psikomotor antara lain dapat memperlihatkan contoh keterampilan yang menyangkut gerak, baik dengan cara memperlambat maupun mempercepat gerakan yang ditampilkan (Anderson, 1994:102). Media audio-visual mempunya daya tarik yang sangat tinggi hal ini tidak terlepas dari sajiannya yang menampilkan video berupa gambar yang disertai suara, sehingga indera penglihatan dan pendengaran ikut terangsang. (Febrian)

Salah satu simulasi penerapan kurikulum 2013 dalam pembelajaran fisika yang menggunakan IT seperti http://www.youtube.com/watch?v=yPKavFeCgmc Itulah ulasan mengenai perkembangan IT pada pembelajaran fiska dalam kurikulum 2013.  
September 16, 2014 / by / 0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

give me your response