Saya baru saja manyadari menemukanmu, melihat diriku di benda kaku. kau merepresentasekanku dengan beberapa sisi. Kadang-kadang diadu dengan denyut jantung yang tiba-tiba menderu kencang. takutnya salah presepsi. Kadang pula kumerindukan pantulan diriku melaluimu.
Ada beberapa sisi dalam diriku yang terkubur lama kemudian bangkit setelah cahaya mengenaiku dan dipantulkan ke kamu. semakin kuselami semakin kukagumi tapi juga semakin takut dengan ilusi optik yang kadang-kadang menghasilkan bayangan maya.
Saya takut terjebak lagi dalam ruang maya yang biasanya selalu tegak dan lupa kembali kedunia nyata yang biasanya sifatnya terbalik. kalau boleh jujur saya paling tidak suka dengan optik tapi saya baru saja menemukan cerminku. makanya harus kupelajari lagi agar tidak pecah dan tetap memberikan pantulan.
harapanku adalah bolehkah cerminku menjadi milikku yang utuh ? membawa ku untuk memantulkan hal-hal lain yang lebih luas, kalau bisa sebagai perekam yang baik yang bahkan saya lupa tapi dia mengingatku.
kebutuhanku terhadapmu masih naik turun. bahkan teradang saya sering berpikir jalanku menemukanmu kemrin hanya karena ada lubang di belakang cermin itu yang harus ditutupi agar tidak jatuh ke lubang yang lebih dalam lagi.
tapi harapanku cerminku bisa tetap menjadi cerminku tidak keman-mana, merepresentasikan sesuatu yang sama, menegurku ketika kekurangan ku terpantul dan perlu diperbaiki. memberiku kebabasan untuk menggunakan tone warna apa, dan dia tetap memantulkan sehingga saya akan tetap terlihat di cerminku.
I just need you to build dreams, Dear
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
give me your response