Jadi gimana rasanya setelah nonton sore: istri dari masa depan?. Film yang kamu tunggu-tunggu bahkan sebelum trailernya rilis. menyenangkan kan? penantiannya tidak mengecewakan karena mendapati filmnya yang membuat mu merenung lama bahkan setelah filmnya usai.
Saya menulis ini H+2 setelah saya menonton filmnya. Saya sebenrnya agak heran kenapa saya nda nangis ya? apa karena belum punya suami jadi belum dapat feel itu? tapi ada banyak sekali hal yang membuatku merenung kayak se sakral itu batasan sebelum pernikahan itu ada? dan ini hal yang membuatkau jatuh cinta pas nonton seriesnya dulu, lalu membaca novelnya masih ada adegan itu kemudian di filmnya diulang lagi. Pesan hidup yang sekarang banyak yang menormalisasi itu tapi sangat tidak benar jika dinormalkan.
Tentang melepaskan hal jika kita mencintainya jangan pernah mencoba merubahnya untuk lebih baik karena kita tidak akan dapat itu. Ini yang kurenungkan dua hari terakhir ini bahkan saat naik motor. Analoginya mirip dengan analogi telur. jangan menggenggamnya terlalu erat karena pasti akan pecah dan tidak akan utuh lagi. Betapa indahnya sebenrnya membebaskan pasangan dan secara tidak langsung kayaknya saya mau belajar itu. dari sisi religius pun memang seharusnya kita seperti itu. kenapa mencintai manusia se bucin itu sementara pada Tuhan kadang-kadang kita lalai.
Sore itu sabar banget kalimat yang bilang "saya akan mencintaimu di semua universe itu berat" dan yang kupertanyakan adalah apa yang dilakukan Jo pada sore hingga dia se sabar itu untuk mengulang, dan mau memperbaiki nya lagi. saat menulis ini saya merasa saya memaknai cinta se transaksional ini ya? padahal kan harusnya tidak. Cinta ya cinta. kalau mencintai seseorang yang harusnya kasi aja nggak usah mengharapkan untuk diblas cintanya. mencintai itu tanggung jawab pribadi dan menerima segala konsekunesinya.
Nggak tau ya, hati itu dibolak-balik kok. Makanya yang kutulis sekarang adalah hal yang kurasakan nggak tau besok. Bisa jadi saya akan nangis pas baca ini, atau tertawa, atau marah seperti sebelumnnya.
But dibalik semua itu film ini memanjakan mata kita dengan cantiknya sinenatografi, Auroranya yang ternyata selama itu mereka tunggu bahkan setelah nonton videonya agung hapsah baru liat kalau mereka tidak sadar kalau aurora itu muncul di atas mereka. Menjelajahi kutub dengan cuaca yang sangat ekxtrim, negara kecil yang bisa banget dijadikan tempat menyendiri karena ternyata lari dari innerchild yang tidak selesai itu.
Saya sejujurnya belum bisa medefiniskan "waktu" dalam film ini. Beberapa orang mebahas secara fisika dan menyebutnya relativitas waktu. Saya tentu tidak sepakat, tidak se simpel itu hingga hukum relativias itu berlaku anggaplah sore dan universenya bisa time travel anggap dia bergerak dengan kecepatan cahaya sebagai syarat utama. Secara fisika benda yang bergerak dengan kecepatan cahaya maka ada hal mendasar lain yang akan terjadi tidak hanya relativitas waktu tapi juga secara bersamaan massa, panjang dan energi. Coba bayangkan sore akan memanjag atau memendek haha kan yang berubah waktunya ukuranya nggak kenapa-kenapa kok. Jadi nggak usah maksa gitulah memasukkan konsep fisika ini pure imajinasi aja, analogi. Saya bahkan berpikir film ini sebenrnya hanya terjadi di pikirannya sore aja akaibat dari kedukaan yang diperoleh diakhir itu.
Tapi kuy diskusi ada banyak hal yang bisa didiskusikan di balik sore. Mulai dari religius, pernikahan, keluarga, warna bajunya, dan masih banyak lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
give me your response