Minggu, 03 Februari 2019

Book Review #4: [Tuhan Maha Asyik by Sujiwo Tejo & DR. MN. Kamba]

Pict by me just using Ipad 4 

Judul : Tuhan Maha Asyik
Penulis : Sujiwo Tejo & DR. MN. Kamba
Penerbit : Imania
Tahun : 2017


Agama bukanlah paguyuban tempat berkumpul-kumpul membentuk jemaah eksklisif, apalagi melakukan pameran ritual untuk menyombongkan diri

Kalimat penutup dalam buku Tuhan Maha Asyik 

Buku ini terdiri dari 28 sub bab. Berlatar belakang kehidupan anak kecil yang memiliki karakter yang kuat. Dunia anak-anak memang sangat pas untuk memepertanyakan segala hal. Tidak ada dendam diantara mereka kalau pun terjadi pertengkaran besoknya juga mereka baikan. Setiap bab diisi dialog-dialog ringan oleh Samin, Parawati, Chriestine dan kawan-kawan. Sebagian besar berlatarkan tempat di sekolah. 

Buku ini seperti menamparku berkali-kali. Membicarakan bagaimana mengenal diri dan beribadah dengan ikhlas tanpa mengharapkan pujian atau bahakan menyombongkan diri karena merasa diri kita lebih taat dari orang lain. 

Mengenali sifat-sifat Tuhan, menjelaskan kitab suci adalah panutan, Agama atau pun otoritas tidak seharusnya mengkotak-kotakan manusia untuk mencari siapa yang salah dan siapa yang benar. Setiap ajaran Agama memiliki sebutan tersendiri terhadap Tuhannya. Dan harusnya tidak ada yang merasa paling benar karena bisa jadi yang kita anggap benar itu adalah kesalahan ketika kita menyombongkan diri tanpa sadar. Buku ini sepertinya memberikan banyak contoh prilaku yang kelihatanya wajar tapi mendekatkan pada kesobongan dalam betibadah

Perkenalan Tuhan secara Holistik (menyeluruh). Tuhan tidak bisa didefinisikan karena jika sudah terdefinisi maka itu bukan lagi Tuhan. Dalam buku ini juga menjelaskan tentang crusialnya multitafsir dalam kitab suci, hingga tidak hadirnya agama dalam kemajuan teknologi adalah bentuk ketidakpahaman terhadap kitab suci. Kitab suci memiliki makna yang mendalam tidak hanya sebatas kata yang diterjemahkan dalam bahsa Indonsia kemudian diartikan word by word. 

Penulis memaparkan tentang jihad. Makna jihad dalam kitab suci Al-Quran jika pemaknaanya berangkat dari perspektif dialog dengan diri sendiri dan mengalami proses intetnalisasi maka semangat jihad bukanlah saling menyerang yang lain. Melainkan menjadi kekuatan spiritual dalam kepribadian seseorang. 

Pada dasarnya Agama mengajarkan kebaikan lalu kenapa harus saling mencari kesalahan orang lain untuk menjatuhkan. Dan Tuhan itu Maha Asyik. Begitu banyak keniknatan, kesempurnaan lalu mari kita bersyukur. 
Februari 03, 2019 / by / 0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

give me your response