Sabtu, 16 Februari 2019

Book Review #5 : [Ayah by Andrea Hirata]



Pict by me


Judul : Ayah
Penulis : Andrea Hirata
Penerbit : Bentang Pustaka
Tahun : 2018 (cetakan ke-22)

Buku ini dibuka dan ditutup oleh chapter purnama ke-12. Ayah karya Adrea Hirata  merupakan Novel pertamanya yang kuhatam. 8/10 lah sebuah novel yang berlatar tempat di Pulau Belitiong menggambarkan kesederhanaanya kampung dan kebiasaan masyarakat setempat. Menurutku cukup uniq ketika karakter tokoh utamanya bukan seperti tokoh novel pada umumnya, tokohnya tidak cakep,kaya, cintanya selalu manjur tapi andrea hirata spertinya menceritakan tokoh ayah ini lebih realistis. Dan keunikan yang lain adalah pemberian nama yang menurtku sederhana tapi ngena seperti Sabari ayahnya Insyafi, Marlena ayahnya Markoni, Zorro, Tamat, Ukun dll. 

Cerita ini berwal dari Markoni yang punya anak 4 dab sibungsu adalah marlena, dia mengancam anaknya kalo tidak lulus SMP maka diakan dinikahkan saja singkat cerita marlena lulus dengan bantuan nilai bahasanya yang hampir sempurna yaitu 9,5

Ada Ukun, Tamat, dan Sabari yang nilai dan wajahnya yang pas-pasan. Sabari seorang yang suka nembuat puisi karena sering dininabobokan oleh insyafi, ayahnya sejak kecil, Sabari jatuh cinta dengan Marlena namun cintanya bertepuk sebelah tangan. Sabari mencari tau tentang Lena melalui temannya apa saja kesukaanya hingga dia mendapatkan informasi bahwa lena itu suka olahraga jadilah dia arlit lompat jauh dan lari beberapa bulan kemudian. Sabari melakukan banyak hal untuk menarik perhatian Lena tetapi tetap saja Gagal. Namun Sabari dikagetkan dengan surat misteris yang terpajang di mading sekolah, yang berinisial L dan teruntuk S. Singkat cerita Sabari memanfaatkan rasa cintanya ke Marlena pada hal-hal positive untuk dirinya sendiri

Singkat cerita setelah lulus SMA ketiga sahabat itu UKUN, TAMAT dan Sabari tidak melanjutkan kuliah namun bekerja. SABARI khususnya bekerja keras dan memilih pekerjaan yang berat agar setelah pulang ke rumah dia bisa langsung tidur dan tidak mengingat lagi tentang Lena. Setelah beberapa tahun sabari memilih untuk kembali ke belitong dan bekerja ditempat markoni sebagai pembuat batako agar lebih dekat dengan lena. Bahkan beberapa bulan bekerja dia sudah mampu tau apa aktivitas lena seperti setiap hari diantar oleh siapa dan menggunakan baju apa. Namun seperti biasa marlena tidak pernaj peduli

Hingga singkat cerita marlena menikah dengan sabari karena sedang hamil entah anak siapa dan setelah melahirkan anaknya bersama sabari dan lena sudah jarang pulang. Sabari menjadi single father dia memanggilnya Zorro karena pernah membelikan anaknya boneka zorro. Ia sangat menyayangi anaknya setiap malam ia membacakan puisi untuk anaknya seperti yang ayahnya lakukakan dulu. 

Setelah 3 tahun Marlena menggungat cerai sabari lalu mengambil Zorro darinya, kemudian marlena berkelana dan menikah 4 kali karena jila tidak ada kecocokan dengan suaminya dia langsung cerai. Perjalanan marlena diinformasikan ke sahabat penanya. Anaknya pun menjadi sangat pintar walau harus berpimdah dari suatu tempat ke tempat lain dan tidaj bisa tidur jika dia tidak mencium kemeja yang tersimpan di dalam ransel kecilnya. Kemeja itu milik ayahnya sabari, zorro juga penulis puisi yang telaten persis seperti sabari

Sementara 8 tahun lamanya sabari rerluntah lanti karena merindukan anaknya zorro hingga kedua sahabatnya tamat dan ukun berinisiatif mencari marlena dan zorro melalui jejak sahabat penanya. 

Sabari pun tak sabar dan mulai kembali pulih lalu ia mengkiuti lomba lari untuk menghadiahkan piala untuk anaknya berlatihlah ia dengan sahantnya Toharun. Hingga tiba waktu pertandingan walau sempat memimpin namun ia tidak sanggup pada detik" terkhir namun ia tidak mau bergenti sampai garis finish. 

Lalu singkt cerita anaknya pun kembali dengan memanggil aya' setelah menunggu di dermaga hingga akhirnya melewati hari" bersama anaknya saling membalas puisi, bersepeda setiap sore. Sabari meminggal dan berpesan pada anaknya untuk menuliskan " biarkan aku mati dalam keharuman cintamu" di batu nisannya. Lalu setahun kemudian Ibundanya juga meninggal dan berpesan kepada anaknya untuk di makamkan di samping makam sabri lalu batu nisany bertuliskan Purmama keduabelas. 


Buku ini sederhana memperlihatkan sosok sabari yang benar-benar sabar, tangguh, dan menjadi sosok ayah inspiratif, buku ini membuat saya tertawa dan menangis hahha. Dan aku suka kesederhanaanya latar tempatnya yang sangat dekat dengan budaya masyarakat Belitong. 


Selamat membacaa the next book review sepertinya "Creazy Rich Asians"
Februari 16, 2019 / by / 0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

give me your response