![]() |
Source: Pinterest |
Tulisan ini masih tentang keresahan menjadi dewasa, so happy reading.
Pernah nonton film yang menyedihkan versi banyak orang dan kamu nontonya biasa aja? Hal ini sepertinya bukan karena aktris maupun aktornya tidak profesional sehingga pesannya nggak nyampe. Ini terjadi karena ada yang salah dengan dirimu sendiri
Saya pernah melihat wawancara Maia Estianti yang menyebutkan dirinya pernah ada di tahap tidak bisa meneteskan air mata sedikitpun. awalnya saya kira itu tidak nyata, tapi seorang saudara jauh juga mengalami hal yang sama. Di kondisi orang meninggal pun saat seisi rumah menagis tersedu-sedu dia tidak menitikan air mata. Jika melihat latar belakang Maia Estianti dan sepupu jauh ku ini memang memiliki kesamaan cerita cinta. we know lah apa yang terjadi dengan Maia, yang dialami sepupuku juga seperti itu.
Pada dasarnya ada tiga jenis air mata yaitu air mata basal, refleks, dan psikis. Kasus yang kusebutkan pada kalimat sebelumnya tentunya bukan karena ada gangguan pada air mata basal dan refleks, tapi air mata psikis.
Saat bertumbuh kita seringkali memang melakukan hal-hal diluar jangakauan kita misalnya saja kebiasaan baik saya dulu yaitu sangat tergila-gila dengan buku. Saya bahkan punya targer baca yaitu 24 buku setahun, jadi setidaknya kita bisa membaca 2 sebulan secara rutin. Tapi sekarang nihil, bahkan salah seorang teman di bulan desember lalu menyakan book list ku apa? karena dia berniat membelikanku hadiah ulangtahun. saat itu saya tidak ingin membaca apapun, tapi karena sedang berada di toko buku jadinya kupilihlah bukunya "outlier". Sekarang sudah juli, dalam artian bahwa telah berlalu setegah tahun dan saya belum menghatam outlier yang tipis banget itu.
Dalam ilmu fisika mungkin ini bisa masuk dalam kategori Anomali.
Keanomalian ku ini kuceritakan pada temanku yang selalu menyarankan membaca buku x, y atau z. lalu jawabanya adalah mungkin saya sedang berjalan menemukan versi diriku yang lain.
Akhir-akhir ini memang fase hidupku rasanya berjalan begitu cepat, saya mencoba melatih emosi yang naik turun begitu cepat. Menertawakan hal yang menyakitkan dan tidak masuk akal dengan cara memandangnya dari sisi yang berbeda.
Saya sengaja tidak merekam apa-apa, atau menuliskanmu dimanapun agar nanti saya bisa lupa kita pernah makan dimana, bercerita tentang apa, dan sedang mendiskusikan apa. saya terjebak di permainan sendiri yang sebentar lagi harusnya akan berakhir.
Kukira kisah ku yang paling konyol adalah kisahku sebelum mengenalmu ternyata sepertinya ini lebih konyol dari apapun.
Setiap orang punya kisahnya dan setiap kisah punya orang di dalamnya yang mengendalikan peran. sepertinya kita bertemu dengan kebetulan-kebetulan yang diatur oleh semesta atau memang ini hanya benar-benar kebetulan saja, kebetulan aja kebetulannya banyak.
Kalau kelak ini akan berakhir kuucapkan terimakasih atas waktumu yang menyebalkan itu, terimakasih karena telah mengajak menertawakan hal yang sama, terimakasih telah menyenangkan
Saya bisa berada pada fase bodo amat tapi di waktu yang lain saya bisa sangat mempedulikanmu.
Saya menulis ini bukan karena kita sedang tidak baik-baik saja, kita tidak sedang berdebat ataupun yang lainnya, dan tidak ada gunanya juga ngambek karena kita tidak sedang berkomitmen satu sama lain jadi kita sebenrnya tidak memiliki tanggungjawab apapun satu sama lain kan. HARUSNYA iyya, tapi maafkan terkadang saya bandel.
Hanya saja kalau boleh kubocorkan sesuatu saya bisa saja tidak mengeluarkan air mata saat sedang menonton film sedih tapi bisa menangis tersedu-sedu saat tiba-tiba terbangun di jam 2 pagi, bukan menangisi mu loh yah, tapi tanpa sebab.
Saya melihat diriku dalam dirimu itu adalah bahasa romantis nggak sih ?
boleh bercerita yuk keresahan menjadi dewasa di kolom komentar :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
give me your response