RANGKAIAN
SETARA THEVENIN-NORTON
Sri Agustini*), Indri Gayatri Patangke, Nurbaeti Suci Qalbi
Laboratorium
Elektronika dan Instrumentasi
Jurusan
Fisika
Universitas
Negeri Makassar
Tahun
2014
Abstrak
Telah dilakukan praktikum tentang
rangkaian setara Thevenin-Norton dengan tujuan praktikum yaitu melakukan pengukuran tegangan Thevenin,
hambatan Thevenin, arus Norton dari rangkaian-rangkaian
sederhana dan menyelidiki pengaruh beban terhadap tegangan dan kuat arus output
rangkaian elektronik dengan menggunakan teorema Thevenin-Norton.
Terdapat 2 Proses
pengambilan data yang dilakukan
yakni dengan
cara mengubah secara berturut-turut tegangan sumber pada selang 2 volt sehingga diperoleh besar tegangan dan arus
output setiap selangnya, serta menghubungkan dengan hambatan beban yaitu
potensiometer. Berdasarkan analisis ang dilakukan maka dapat disimulkan bahwa
besarnya hambatan berbanding lurus dengan besarnya arus. Sehingga semakin besar
nilai hambatan beban, maka tegangan semakin besar dan arus semakin mengecil dan
hal tersebut sesuai dengan teori.
Kata kunci:
Arus Norton, rangkaian setara, hambatan Thevenin, tegangan Thevenin
PENDAHULUAN
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering sekali
menjumpai barang-barang elektronika, seperti radio, telepon, per- ekam kaset audio dan video,
dan lainnya, dimana barang elektronika ini tersusun atas rangkaian elektronika sehingga
dapat digunakan dan berfungsi dengan baik. Berbicara tentang rang-kaian elektronika, tidak
lepas kaitannya dengan berbagai jenis rangkaian elektronika, mulai dari
rangkaian elektronika yang kompleks hingga rangkaian elektronika yang lebih
sederhana. Rangkaian elektronika yang sederhana yaitu rangkaian seri dan paralel.
Rangkaian elektronika yang kom-pleks merupakan rangkaian elektronika
yang rumit dan mem-butuhkan
analisis dan penerapan beberapa teori untuk bisa menyelesaikan pengukuran pada
rang-kaiannya.
Akan tetapi, hal tersebut tidaklah menjadi sebuah permasalahan lagi, karena
suatu rangkaian kompleks dapat di ukur dengan melakukan penyederhanaan
rangkaian. Sebuah penyederhanaan rangkaian dari rangkaian yang rumit menjadi
rangkaian yang lebih sederhana, memudahkan kita untuk melakukan pengukuran
tetapi dengan hasil yang tetap sama dengan rangkaian aslinya, atau biasa
disebut sebagai rangkaian setara.
Ada
dua macam rangkaian setara yang sering digunakan orang, yaitu rangkaian setara Thevenin
dan rangkaian setara Norton. Rangkaian setara Thevenin merupakan rangkaian yang
hambatannya disusun seri dengan sumber tegangan. Sedangkan rangkaian setara Norton
merupakan rangkaian yang hambatannya
disusun paralel dengan sumber arus. Dengan rangkaian setara tersebut kita dapat
melakukan pengukuran pada keluaran suatu rangkaian kompleks. Oleh karena itu,
pada percobaan ini akan dilakukan percobaan tentang rangkaian setara Thevenin
dan Norton.
TEORI SINGKAT
Ada dua bentuk rangkaian setara,
yaitu rangkaian setara Thevenin dan
rangkaian setara Norton. Definisi Tegangan dan
Hambatan Thevenin
Tegangan Thevenin, VTH, didefinisi-kan sebagai tegangan yang
melewati terminal beban saat hambatan beban terbuka. Karena ini, tegangan
Thevenin terkadang disebut dengan tegangan
rangkaian terbuka. Definisinya :
Tegangan Thevenin : VTH = VOC
dengan
VOC merupakan singkatan dari “Open – Circuit Voltage”.
Hambatan Thevenin didefinisikan sebagai hambatan yang
diukur antar – terminal saat seluruh sumber dibuat nol (dihubungsingkat) dan
hambatan beban terbuka. Sebagai definisi :
Hambatan Thevenin : RTH = ROC
Gambar 1.1 memperlihatkan sebuah kotak hitam (black box) yang mengandung rangkaian
dengan sumber searah (DC) dan
hambatan linier (hambatan yang tidak berubah dengan naiknya tegangan).
(a)
(b)
Gambar 1.1. (a) kotak hitam yang
mengandung rangkaian linier di dalamnya, (b) Rangkaian Setara Thevenin
Theorema Thevenin merupakan alat bantu aplikatif dalam
dunia elektronika. Theorema ini tidak hanya menyederhanakan perhitungan, tetapi
juga memungkinkan kita untuk menjelaskan operasi rangkaian yang tidak mampu
dijelaskan hanya dengan menggunakan persamaan Kirchhoff.
Definisi
Arus dan Hambatan Norton
Arus Norton, IN,
didefinisikan sebagai arus beban saat hambatan beban dihubung singkat. Karena
ini, arus Norton terkadang disebut juga dengan arus hubung singkat (Short
– Circuit Current, ISC).
Sebagai definisi :
Arus Norton : IN = ISC
Hambatan Norton, RN,
adalah hambatan yang diukur oleh ohmmeter pada terminal beban saat seluruh
sumber diturunkan menjadi nol dan hambatan beban dibuka (dilepas). Sebagai
definisi:
Hambatan Norton : RN = ROC
Karena hambatan Thevenin dan hambatan Norton memiliki
definisi yang sama, maka dapat dituliskan :
RN = RTH
Penurunan ini menunjukkan bahwa hambatan Thevenin sama
dengan hambatan Norton. Apabila kita menghitung hambatan Thevenin sebesar 10 kW, maka hambatan Norton juga sebesar
10 kW.
Gambar 1.2 memperlihatkan sebuah kotak hitam (Black Box) yang mengandung rangkaian apa
saja dengan sumber searah dan hambatan linier.
(a)
(b)
Gambar 1.2. (a) Kotak hitam yang
mengandng rangkaian linier di dalamnya, (b) Rangkaian Setara Norton
Norton membuktikan bahwa rangkaian dalam kotak hitam
pada seperti pada Gambar 1.2 (a) di
atas akan menghasilkan tegangan beban yang sama dengan rangkaian sederhana
Gambar 1.2 (b). Sebagai penurunan,
theorema Norton terlihat sebagai berikut.
VL = IN (RN
| | RL)
Dengan kata lain, tegangan beban sama dengan arus
Norton dikalikan dengan hambatan Norton yang parallel dengan hambatan beban.
Sebelumnya
kita definisikan hambatan Norton setara dengan hambatan Thevenin. Tetapi
perhatikan perbedaan posisi hambatan : hambatan Thevenin selalu diseri dengan
sumber tegangan, sedangkan hambatan Norton selalu parallel dengan sumber arus.
METODOLOGI
PERCOBAAN
Dalam praktikum ini alat dan bahan yang digunakan yaitu
resistor 3 buah, potensiometer 1 buah, power supply 0-12 Vdc, Voltmeter 0-12
Vdc, Amperemeter 0-1 Adc, papan kit dan kabel penghubungProsedur Kerja
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menyiapkan
alat dan bahan yang akan digunakan. lalu,
mengidentifikasi spesifikasi alat yang
digunakan seperi yang
tertera pada resistor dan potensiometer yang digunakan. Kemudian, merangkai
alat dan bahan yang akan digunakan seperti pada gambar di bawah ini.
Terlebih
dahulu kita mengukur hambatan Thevenin pada rangkaian. Untuk kegiatan pertama,
kita mengukur besar tegangan thevenin dan arus norton yang dihasilkan oleh
rangkaian dengan mengubah-ubah sumber tegangan yang dimulai dari 2 volt, 4
volt, 6 volt, 8 volt, 10 volt dan 12 volt. Lalu kita mencatat tegangan
dan kuat arus pada table pengamatan
Pada
kegiatan kedua, rangkaian dibuat seperti pada gambar di bawah ini
Lalu rangkaian diperiksa apakah bekerja dengan baik. Sebelum
melakukan pengukuran maka potensiometer diputar hingga mencapai titi maksimum,
pada kegiatan ini tegangan maksimum potensiometer 2.5 volt. Setelah itu,
potensiometer diputar hingga nilai tegangan minimum. Lalu kita mengukur arus
dengan selang 0.1 volt hingga mencapai nilai maksimum. Lalu mecatat
kuat arus yang dihasilkan pada tabel hasil pengamatan.
Identifikasi Variabel
Kegiatan 1. Hubungan antara tegangan sumber terhadap
teganagan thevenin dan arus norton Variabel manipulasi : tegangan sumber Variabel kontrol : resistansi
resistor Variabel
respon : tegangan Thevenin dan arus Norton
Kegiatan 2. Hubungan antara tegangan Thevenin dengan
arus beban Variabel
manipulasi : tegangan keluaran, Variabel kontrol: resistansi resistor, Variabel respon : arus
beban
Definisi Operasional Variabel
Kegiatan 1
Tegangan
sumber adalah perbedaan beda potensial yang dihasilkan oleh sumber (power
supply). Resistansi
resistor adalah nilai dari resistor yang digunakan sebagai penghambat arus
berdasarkan spesifikasi cincin warna pada resistor dengan satuan ohm. Tegangan Thevenin adalah
tegangan yang diukur pada saat hambatan beban dibuka diukur dengan menggunakan
voltmeter dengan satuan volt. Arus
norton adalah besarnya arus yang melewati terminal pada saat hambatan beban
dibuka diukur dengan menggunakan amperemeter dengan satuan mA
Kegiatan
2
Tegangan keluaran adalah tegangan yang diukur pada
saat potensiometer mengalami perubahan untuk mencapai tegangan maksimumnya
dengan satuan volt. Resistansi
resistor adalah nilai dari resistor yang digunakan sebagai penghambat arus
berdasarkan spesifikasi cincin warna pada resistor dengan satuan ohm. Arus beban adalah besarnya
arus listrik yang mengalir melewati beban ketika potensiometer mengalami
perubahan diukur menggunakan amperemeter dengan satuan mA.
HASIL
PERCOBAAN DAN ANALISIS
Hasil Pengamatan
Kegiatan 1
Tabel.1 hubungan antara tegangan sumber
dengan tegangan Thevenin dan arus Norton
No.
|
|
|
|
1
|
2
|
0,68
|
0,11
|
2
|
4
|
1,38
|
0,23
|
3
|
6
|
2,07
|
0,34
|
4
|
8
|
2,81
|
0,46
|
5
|
10
|
3,46
|
0,57
|
6
|
12
|
4,17
|
0,69
|
Kegiatan 2
Tabel 2. Hubungan antara tegangan
dengan arus beban
No.
|
|
|
1
|
0
|
0,68
|
2
|
0,1
|
0,66
|
3
|
0,2
|
0,65
|
4
|
0,3
|
0,63
|
5
|
0,4
|
0,61
|
6
|
0,5
|
0,59
|
7
|
0,6
|
0,57
|
8
|
0,7
|
0,56
|
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
|
0,8
0,9
1,0
1,1
1,2
1,3
1,4
1,5
1,6
1,7
|
0,54
0,53
0,51
0,49
0,48
0,46
0,44
0,43
0,41
0,39
|
19
|
1,8
|
0,37
|
20
|
1,9
|
0,35
|
21
|
2,0
|
0,34
|
22
|
2,1
|
0,32
|
23
|
2,2
|
0,31
|
24
|
2,3
|
0,29
|
25
|
2,4
|
0,27
|
26
|
2,5
|
0,26
|
27
|
2,6
|
0,24
|
Analisis
Data
a) Analisis perhitungan
1. Menentukan
Rth
Secara Teori
RTH= R3 +
(R1//R2)
RTH=
RTH=
RTH=6.07 kW
%
diff =
x 100%
%
diff =
x 100%
%
diff =
x 100%
%
diff = 0.3 %
1. Kegiatan
1
a. Menentukan
Vth=Voc
a) Secara
teori
Vs= 2 volt
VTH=
VTH=
VTH=
%
diff =
x 100%
% diff =
%
diff =
%
diff = 0,6 %
b) Secara
teori
Vs= 4 volt
VTH=
VTH=
VTH=
% diff =
x 100%
% diff =
%
diff =
%
diff = 2,1 %
c) Secara
Teori
vs= 6 volt
VTH=
VTH=
VTH=2,02
volt
%
diff =
x 100%
%
diff =
x 100%
% diff =
%
diff = 2,1%
d) Secara
Teori
vs= 8 volt
VTH=
VTH=
VTH=2,70
volt
%
diff =
x 100%
%
diff =
x 100%
%
diff =
x 100%
%
diff = 3,9 %
e) Secara
Teori
vs= 10 volt
VTH=
VTH=
VTH
= 3,37 volt
%diff=
x100%
%
diff =
x 100%
%
diff =
x 100%
%
diff = 2,4%
f) Secara
Teori
vs= 12 volt
VTH=
VTH=
VTH
= 4,05 volt
%
diff =
x 100%
%
diff =
x 100%
%
diff =
x 100%
%
diff = 2,8 %
b. Menentukan
IN
a) Secara
teori
IN=
IN =
IN
=0,11 mA
%
diff =
x
100%
%
diff =
x 100%
%
diff =
x 100%
%
diff = 0 %
Secara
teori
IN=
IN =
IN
=0,22 mA
%
diff =
x 100%
%
diff =
x 100%
%
diff =
x 100%
%
diff = 4 %
Secara
teori
IN=
VTH=
VTH=0,33mA
%
diff =
x
100%
%
diff =
x 100%
%
diff =
x 100%
%
diff = 3 %
Secara
teori
IN=
IN =
IN
=0,44
mA
%
diff =
x
100%
%
diff =
x 100%
%
diff =
x 100%
%
diff = 4
Secara
teori
IN=
IN =
IN
=0,55
mA
%
diff =
x
100%
%
diff =
x 100%
%
diff =
x 100%
%
diff =3 %
Secara
teori
IN=
IN =
IN =0,66 mA
%
diff =
x
100%
%
diff =
x 100%
%
diff =
x 100%
%
diff =4 %
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil
pengamatan yang telah dilakukan, terdapat tiga
jenis resistor cincin yang digunakan dengan spesifikasi yang berbeda dan
diperoleh nilai resistansi masing-masing dari resistor tersebut adalah dan
,
lalu potensiometer dijadikan hambatan bebab yang memiliki spesifikasi B10K. Setelah
merangkai rangkaian diperoleh
dari rangkaian dengan menghubungsingkatkan
seluruh sumber dan hambatan beban terbuka. Namun berdasarkan hasil analisis
perhitungan maka diperoleh nilai RTH
sehingga
yang menunjukkan bahwa tingkat ketepatan data
yang peroleh secara teori mendekati hasil yang sebenarnya secara praktiku
Pada kegiatan pertama,
dilakukan pengukuran terhadap tegangan Thevenin dan arus Norton dengan
mengubah-ubah tegangan sumber yang diberikan. Hasil yang diperoleh berdasarkan
tabel hasil pengamatan. Berdasarkan hasil perhitungan yang kami lakukan
diperoleh hambatan Thevenin dan arus Norton untuk tegangan sumber 2 volt adalah
dan
.
Pada tegangan sumber 4 volt diperoleh
dan
.
Pada saat tegangan sumber 6 volt diperoleh
dan
.
Pada saat tegangan sumber menjadi 8 volt diperoleh
dan
.
Pada saat tegangan sumber menjadi 10 volt diperoleh
dan
.
Sedangkan pada saat tegangan sumber menjadi 12 volt diperoleh
dan
.
Dengan
% diff terbesar yaitu 4 %. Hal ini berarti hasil percobaan dan hasil perhitugan
tidak memiliki keslahan yang cukup besar.
Selanjutnya Pada kegiatan ke-2 ini
pengaruh hambatan beban tehadap tegangan dan arus output akan diselidiki dan
hasilnya ditampilkan dalam sebuah
grafik. Berdasarkan grafik, nilai dari hambatan potensiometer diperbesar dan
hasilnya terlihat, besarnya tegangan
meningkat seiring
dengan turunnya niai kuat arus. Nilai hambatan secara teori 6,07
,
sedangkan nilai hambatan yang dipeoleh secara paktek sebesar 5,73
,
sehingga hasil praktikum dapat dikatakan sesuai dengan teori serta untuk
hambatan thevenin dengan batas toleransi 5% maka hasil prakteknya sesuai dengan
teori. Kesalahan praktikan dalam proses pengambilan data dikarenakan alat ukur
yang digunakan sangat sensitif dan harus digunakan secara manual.
KESIMPULAN
1.
Besarnya
nilai tegangan Thevenin, hambatan Thevenin dan arus Norton yang diperoleh
secara teori menghampiri nilai yang diperoleh melalui percobaan.
2.
Berdasarkan
hukum ohm, besarnya hambatan berbanding lurus dengan besarnya tegangan dan
berbanding terbalik dengan besarnya arus. Sehingga semakin besar nilai hambatan
beban, maka tegangan semakin besar dan arus semakin mengecil dan hal tersebut
sesuai dengan teori.
REFERENSI
Malvino,A.P.2003. prinsip-prinsip
elektronika, buku 1, jakarta:salemba Teknika.
Sutrisno. 1986.
Elektronika, Teori dan Penerapannya, jilid 1. Bandung: penerbit ITB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
give me your response