Rabu, 12 Juni 2019

Book review #6 : Laut Bercerita by Leila S. Chudori







Judul     : Laut Bercerita
Penulis   : Leila S. Chudori
Tahun     : 2017
Penerbit : KPG (Kepustakaan Populer Gramedia) Jakarta
Halaman:  379


Terimakasih kepada mas Biru Laut dan adiknya Asmara Jati

Buku ini berlatar masa orde baru, kehidupan para aktivis yang diculik, ada yang kembali dan tidak tau kabarnya seperti apa.

Berlatar 1990-an sekelompok mahasiswa berdiskusi tentang beberapa karya sastra yang terlarang pada zamannya seperti karya sastra Pramoedya Ananta Noer, dan beberapa karya sastra serupa. Hingga kelompok Kinan, Laut, Alex, Naratama, Mas Gala (sang Penyair), Gusti, Bram dkk diaangap melawan pemerintah dan menjadi buron.

Mereka menginginkan Indonesia yang lebih baik dan mulai tidak sepaham dengan Indonesia otoriter. Mulai ingin memperjuangkan kehidupan rakyat yang tertindas. Merencanakan demonstrasi terhadap pemerintah sehingga mereka diaangap mengancam posisi presiden yang menjabat

Mereka berpindah dari kota ke kota hanya menetap satu hingga 2 bulan saja juga dengan menggunakan nama samaran agar tak mudah dilacak oleh si lalat (Intel). Walau pada akhirnya mereka di tangkap satu persatu disiksa dengan sengatan listrik, ditelanjangi lalu di baringkan di atas balok es yang dingin lalu disimpan di dalam markas bawah tanah. Mereka diintrogasi secara bergantian dengan metode penyiksaan tadi. Hingga akhirnya ada yang di ambil dari sel lalu tak pulang dan entah kemana jasadnya. Begitulah nasib Laut, Kinan, sang penyair. Sementara beberapa diantara nya dibiarkan bebas seperti Alex, Daniel, Naratama. Dengan gangguan mental yang bertahun-tahun.

Buku ini menggambarkan keromantisan keluarga kecil Biru Laut yang memiliki adik perempuan seorang dokter bernama Asmara Jati yang memiliki kecintaan yang berbeda. Juga kedua orang tuanya yang selalu menunggu Laut pulang untuk makan bersama di setiap hari Minggu hingga mereka menyediakan kursi, 4 buah piring, dan 5 piring jika mereka mengundang Anjani kekasih Laut juga seorang aktivis dan pelukis, mural, pembaca Ramayana.

Hingga akhirnya Aswin mengumpulkan para keluarga korban untuk kemudian membangun sebuah komisi orang hilang untuk mendesak pemerintah agar menuntaskan kasus tersebut serta membuat penerimaan para diri keluarga mereka agar menerima kenyataan.

Disisi berbeda ada cerita mengharukan dari Alex seorang fotografer yang menjalin kasih dengan Asmara adik Laut. Alex butuh waktu untuk pulih dan menerima bahwa kawannya memang tak kembali.

Aku suka deskripsi jatuh cinta Laut dan Anjani lalu Alex dan Asmara. Kisah cinta yang menurut ku realistis tidak dibuat-buat untuk terlihat romantis.

Buku ini berbeda dengan gendre yang pernah aku baca sebelumnya, aku suka cara menulis mba Leila, seperti ada ruh dalam setiap baitnya. Menggambarkan sosok Laut, Alex, Asmara, Kinan, dan Anjani begitu apik dan berkarakter kuat. Buku ini saya baca tanpa membaca reviewer sebelumnya jadi seperti teka-teki entah ujung nya seperti apa yang jelas bahwa aku ikut merasakan keresahan 1998, keluarga, sahabat, kekasih para korban penculikan. Buku ini benar-benar recommended (8/10) lah untuk nilainya. Selamat membaca
Juni 12, 2019 / by / 0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

give me your response