Senin, 09 September 2019

Book Review #11 : The 100-year-old Man Who Climbed Out of The Window and Disappeared by Jonas Jonasson

Pict by Bincangbuku_


Judul : The 100-year-old Man Who Climbed Out of The Window and Disappeared (terjemahan)
Penulis : Jonas Jonasson
Penerbit : Bentang Pustaka
Tahun : 2019
Halaman : 502

-Kalau anda pernah bertanya kepada diri sendiri "haruskah saya..." Jawabannya adalah ''YA!". Kalau tidak bagaimana anda tahu bahwa jawabannya tidak?- 


Buku ini bercerita pada 2 schedule Waktu. Sesaat setelah pesta ulang tahun ke-100 (2005) dan cerita hidup Allan hingga berada di rumah lansia (1905)

Allan Karlsson, pria yang kabur melalui jendela sebelum pesta ulangtahun ke-100 dirayakan di rumah lansia ( kota kecil Malamkoping) yang akan dihadiri oleh wali kota. 


Allan menunggu bus 202 di terminal lalu tiba-tiba datang seorang pemuda yang membawa koper tapi karena sipemuda itu ingin ke toilet maka ia menitipkan koper itu ke Allan, namun hanya beberapa saat setelah si pemuda itu masuk toilet, bus di terminal sudah ada, lalu dengan berpikir beberapa kali Allan membawa koper itu bersamanya walaupun belum dia ketahui apa isi koper abu-abu itu. Pemuda "never again" dan direktur rumah lansia pun marah karena kelakuan pria berumur 100 tahun itu. 

Sesaat setelah sampai di stasiun Byringe Allan menyusuri hutan di sekitar stasiun hingga menemukan bangunan tua lalu di saat itulah bertemu dengan Julius Jonsson. Julius seorang yang tidak memiliki teman. Setelah mendapat tumpangan di rumah Julius ternyata pria "never again" itu menemukan Allan tapi pria itu di masukkan dalam ruang pendingin diasaat yang sama Julius telah membuka koper dan melihat uang sebanyak "tiga puluh tujuh setengah juta"

Julius dan Allan kabur lalu bertemu Benny yang menjadi supir pribadi  isi koper itu karena pemilik koper telah menjadi mayat akibat membeku di ruang pendingin. Mereka tiba di lake farm menggunakan Mercedes ke rumah Jelita pemilik anjing (Buster) dan gajah (Sonya) untuk mendapatkan makan dan penginapan. Di sisi lain pihak kepolisian sedang mencari tahu kemana pria berumur 100 tahun itu apakah dia diculik atau mungkin dibunuh oleh pria "never again" itu sehingga menggerakkan semua mata di penjuru kota. 

Pencarian polisi sulit karena Allan, Julius, Benny dan jelita memiliki kesamaan yaitu tidak memiliki kerabat dekat. Mereka akhirnya mengganti Mercedes dengan truk untuk sekalian mengakut Sonya karena Mercedes terebut telah terdekesii dan surat kabar telah menetapkan bahwa mereka telah dituduh sebagai pembunuh berantai jadi sangat berbahaya setelah 2-3 korban yang hilang (padahal mayat itu meninggal bukan karena dibunuh tapi karena ulah mereka sendiri untuk mendapatkan koper yang berisi uang ). 

Mereka pun kesulitan untuk mendapatkan tempat persembunyian lagi karena mereka tidak punya kerabat. Benny memiliki kakak tapi tidak akur sejak 30 tahun lalu. Tapi hanya itu jalan satu-satunya agar tidak tertangkap polisi. Namun akhirnya keberadaan mereka pun diketahui lalu polisi dan hakim mendatangi mereka namun tetap saja gagal membuktikan bahwa komplotan itu mencuri uang dan membunuh pemilik koper karena basa basi yang dikeluarkan oleh Alan dkk. 

Singkat cerita Alan dan kelompok nya berangkat ke Bali menggunakan penerbangan privat karena harus membawa Sonya yang ukurannya sangat besar. Mereka tinggal di penginapan milik Amanda Einstein secara gratis lalu Allan ditawari oleh presiden Yudhoyono karena dia punya kemampuan dalam hal "peledak". Untuk sampai ke Bali ada banyak cerita Allan mulai tahun 1905. 

Allan seorang ahli peledak dengan cara mencobanya sendiri bukan didapatkan di bangku sekolah karena dia hanya menempuh pendidikan dasar 3 tahun. Hingga dia pernah meledakkan rumahnya sendiri. Allan berpetualang ke Amerika bersahabat dengan presiden lalu menyebrangi Atlantik, dipenjara sebanyak 2 kali. Temanya yang pertama di penjara adalah seorang pendeta yang ditembak sesaat setelah keluar dari penjara lalu temannya yang kedua adalah seseorang yang IQ nya sangat rendah herbert Einstein. Karena diberikan uang untuk berlibur maka adik Einstein dan Allan memilih Bali karena "imigrasi di Indonesia cukup mudah untuk diakali" di Bali lah herbert Einstein bertemu dengan Amanda seseorang yang tingkat ke- bodohannya hampir sama dengannya. Amanda dan Herbert menjadi pemilik hotel berbintang setelah Amanda menjadi gubernur dengan cara menyogok pemilih dan tempat pemilihan umum. 

Untuk merasakan sensasi tertawa dengan cara yang tolol silahkan dibaca sendiri, kisah herbert dan Amanda cukup panjang dan lucu, menggambarkan sistem Indonesia memang seperti itu. Di halaman 478 Allan mengatakan ke kapten pesawat "Indonesia adalah negara dimana segalanya mungkin". Allan dkk yang memiliki prinsip hidup uniq out of the box lah. Dan Allan sendiri yang sudah tidak takut dengan kematian karena sudah beberapa kali berada dalam keadaan hampir ikut meninggal tapi masih saja tetap tertolong. Allan tidak tertarik dengan politik sama dengan Yury. 

Banyak tokoh di 100 tahun perjalanan Allan bahkan tokoh elit dan berkeliling dunia tanpa ia pernah rencanakan sebelumnya. Allan menjadi saksi perubahan zaman.

Ini Allan versi ku hehehe. Pas lagi baca ini tiba-tiba ingat kakek ku. Kalau Allan nyata dia akan lebih tua dari mereka berdua ini. I like talking withe them. Suka mendengarkan cerita klasiknya dulu. Tetap sehat para kakek kesayangan ku. Tetap menginspirasi cucumu ini.
Kakek dari Ibu. He is my Mother's father

Kakek dari Ayah. He is my father's Father

September 09, 2019 / by / 0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

give me your response