Sabtu, 18 April 2020

Book Review #14 : Petir by Dee Lestari


Picture by Bincangbuku_

Judul : Petir
Penulis : Dee Lestari
Penerbit : Bentang
Tahun terbit : 2015
Jumlah halaman :314

"Petir terjadi ketika bumi dan langit sedang menyamakan persepsi"

Petir merupakan serial ketiga dari sequel Supernova pada bagian awal masih menyinggung sedikit tentang kisah di sekuel pertama. Tapi tenang aja masih sangat bisa dibaca kok walaupun belum baca serial sebelum nya karena ini pure cerita berbeda.

Elektra Wijaya seorang anak bungsu dari Bapak Wijaya yang memiliki tokoh elektronik. Kakaknya bernama Watti. Kedua nama anak Wijaya memiliki nama unik dong sesuai dengan apa yang dikerjakan ayahnya bertahun-tahun. Watti dan Elektra memiliki 2 sisi yang berbeda, Meraka hanya sama-sama keturunan Tionghoa yang sekolahnya di sekolah negeri sehingga sangat sering merasa terasingkan karena memiliki mata sipit dan kulit putih. Tapi di sisi lain ketika 2 perempuan bersaudara ini berkumpul dengan keluarga besar nya masih tetap terasingkan karena sepupu mereka sudah sangat fasih dengan bahasa Mandarin yang tidak bisa mereka pahami karena Dedi atau pak Wijaya hanya memiliki tokoh elektronik yang tidak memiliki perkembangan yang signifikan sehingga mereka hidup pas-pasan.


Semuanya berawal ketika Dedi nya meninggal dan beberapa saat kemudian watti menikah dengan seorang muslim sehingga harus pindah keyakinan dan ikut suaminya ke Papua. Bdw Elektra seorang Kristen yang jarang ke Gereja dan sikapnya bisa aja kalau kakak berbeda keyakinan dengan kakaknya. Elektra menjadi seorang perempuan mandiri yang mengurusi segala bentuk pembukuan tokoh elektronik ayahnya. Membereskan benda-benda elektronik yang ada di rumahnya.

Rumahnya didatangi oleh banyak pihak untuk mengajak kerja sama, nyewa atau bahkan mau dijadikan tempat usaha tapi semuanya tidak ada yang menarik perhatiannya menurut nya rumahnya yang mereka sebut eleneor memiliki tempat strategis dan harus sesuai persetujuan yang menguntungkan satu sama lain.

Elektra kebingungan untuk mencari pekerjaan walaupun lulusan Ekonomi hingga akhirnya menerima surat gaib untuk dijadikan dosen di universitas gaip karena Elektra menyadari ia sangat suka dengan petir Bahakan pernah ada orang bilang jika Elektra sedang memanggil petir. Nah atas dasar tersebutlah Elektra mencoba  untuk memenuhi tawaran tersebut.

Elektra butuh kemenyan dan sejenisnya untuk mengirim CV. Maka datanglah ia ke salah satu tokoh dan bertemu dengan ibu Sati kelak menjadi guru spiritual mengngkap hal-hal yang ada pada dirinya seperti berkenalan dengan internet, membuat usaha warnet dirumahnya bersama mas Yono, Mi'un, Mpret atau Toni. Hingga menjadi seorang yang bisa melakukan pengobatan terapi dengan kemampuan nya mengalirkan listrik di tubuhnya. Hingga bisa membaca pikiran.

Buku ini banyak menganalogikan listrik dalam alurceritanya, alurnya bukan alur mundur sehingga cukup mudah untuk dipahami. ada beberapa quots yang saya pilih dalam buku ini seperti

"Uang adalah ilusi, Orang yang menukar jiwanya sama duitlah yang bikin uang punya nyawa- Mpret"

Mpret adalah salah satu tokoh dalam buku ini yang karakternya like very much. Dia Cuek tapi cerdas baca deh silahkan dikoment kalau anda merasakan hal yang sama dengan saya :D Quots lain dari Mpret yang membuat saya cukup tertampar

"Besok pagi Lo bangun dan bayangin kalau satu dunia sepakat kalau Uang nggak ada, bisa? Uang bisa hilang dalam sedetik, tapi coba bayangin dunia sepakat kalau rasa bahagia, cinta nggak ada, bisa? -Mpret"

Buku ini menjadi seri ketiga dari serial Supernova untuk melihat kelanjutan ceritanya nanti akan berlanjut di Intelegensi Embun Pagi, sebenarnya buku ini sudah saya baca tahun 2015 lalu tapi karena tidak ada buku yang bisa saya review lagi jadi saya re-read dong :D.

Semoga Covid-19 Segera berlalu, biar bisa ke toko buku lagi.
April 18, 2020 / by / 1 Comments

1 komentar:

  1. Serial Supernova KPBJ, Akar, Petir, Partikel, Gelombang dan terakhir Intelegensi Embun Pagi

    BalasHapus

give me your response