Selasa, 04 Agustus 2020

Book Review #23: Partikel by Dee Lestari

Photo by Bincang.idn

Judul : Partikel

Penulis : Dee Lestari

Tahun : 2012

Penerbit : Bentang Pustaka

Tebal : 500 hlm

 

“Alam tidak pernah basa-basi dengan jujur tanpa kompromi, Alam menunjukkan bahwa terkadang kita harus mati demi memperjuangkan tujuan yang lebih besar”

Photo by Bincang.idn

Partikel adalah seri keempat novel serial supernova, Zarah adalah anak sulung Firas seorang dosen berperstasi IPB yang tergila-gila dengan jamur. Penelitian dan pencarianya membuat firas menghilang tanpa jejak. Zarah menjadi seorang anak yang tumbuh secara anomali karena tidak mendapat Pendidikan formal seperti pada anak seumuranya tapi hanya diajar oleh ayahnya sejak dini. Tidak mengikuti sekolah formal tidak berarti zarah menjadi anak yang buta huruf tapi sebaliknya Zarah tumbuh menjadi anak yang cerdas,berani dan kritis. Sejak ayahnya menghilang Zarah dimasukkan ke sekolah formal tentunya zarah kecil melakukan pemberontakan, banyak pertanyaannya yang belum terjawab, gurunya tersinggung, dan masih banyak lagi pemberontakan lain.

Firas meninggalakan segala bentuk pertnayaan, dan juga meninggalkan 5 jurnal yang isinya sama sekali belum mampu zarah maknai. Lalu dibakar oleh ibunya karena menggap jurnal-jurnal itu sesat.

Pencarian Zarah untuk menemukan ayahnya dimulai dengan kedatangan paket kamera yang ditujukan untuk Zarah sebagai hadiah ulangtahun yang ke-17. Tentu saja kamera itu dikirim tanpa alamat pengirim, berkat kameranya Zarah menjadi fotografer dan hasil fotonya membawanya ke Hutan Kalimantan bertemu dengan sarah bayi orangutan kemudian menjadi pengasuhnya bertahun-tahun. Kedatangan Paul dan A-Team membawa Zarah untuk datang ke London sebagai fotografer widelife.

Partikel menjadi seri terakhir supernova yang saya baca karena dulu sangat sering untuk mencari buku ini tapi selalu saja kehabisan saat sampai di tokoh buku sampai keluar serial terakhir yaitu intelegensi embun pagi. Mungkin juga diantara kelima serial supernova salah satu yang menjadi buku favoritku adalah partikel ini. Menurutku partikel ini isinya kompleks, padat dan rasanya nyambung dengan banyak hal di hidupku. Pada bagian awal penulis menggambarkan bagaimana sistem Pendidikan khusunya di Indonesia yang mengekang, dihadapkan dengan tes terus menerus, bahkan siswa tidak dirancang untuk berpikir kritis. Saya terkagum-kagum ketika dialog zarah dan ayahnya bahwa firaz tidak pernah memberikan tes pada zarah selama pembelajran berlangsung, bahkan zarah tidak mengenal yang Namanya ulangan tapi zarah belajar sambil bermain, dan saat disandingkan dengan anak sekolah formal zarah bisa menjawab tes-tes untuk penyetaraan bahkan sampai kelas XII padahal umurnya masih cocok untuk anak SMP.

Partikel juga mencoba menyerukan kejahatan manusia yang seringkali menjadi virus bagi penghuni bumi, secara gambalang menjabarkan penyikasaan terhadap satwa Langkah seperti orangutan. Saya juga sangat tertarik dengan fotografi sih walupun saya masih sangat tidak paham bagaimana cara memotret.

Partikel cukup drama sih ada part saat zarah di London menemukan cinta pertama lalu bertemu dengan sahabatnya. Part ini cukup membuat saya seperti lagi nonton sinetron heheh. Maaf ibu Suri. :D 

“Bapak pernah coba scan tumor itu lagi?

Hilang tanpa bekas, Pak Simon tertawa. “Tapi bukan berarti dia nggak bisa balik,kan? Bedanya sekarang saya nggak takut lagi. Presepsi saya jadi berubah. Saya melihat tumor semacam pemicu untuk saya mencari lebih dalam, mempertemukan saya dengan lebih banyak pengetahuan, membuka mata saya bahwa penyakit bukan sekadar gangguan. Tapi kode. Kode dari tubuh bahwa ada hal dalam hidup kita yang harus dibereskan” hlm 467

Sesaat setelah membaca ini saya sadar catatan Dee pada kalimat terakhir ada benernya, bahwa buku ini dan saya bertemu untuk sebuah tujuan. Mungkin saja jika saya baca beberapa tahun lalu kalimat di halaman 467 tidak akan berarti apa-apa.

 Secara umum buku ini banyak membuat saya mencari beberapa hal di google, risetnya mendalam tentang jamur, hutan, orangutan, Iboga, dan keseimbangan mahluk di alam. Partikel ini novel tapi rasanya sedang membaca buku sejarah, metafisika, anatomi dan entah buku apa lagi. pokoknya complicated.

Pesan untuk partikel   

“Partikel, matahari kelima akan terbenan tidak lama lagi, jangan takut. Jalan kalian seperti tidak punya peta tapi ingatlah baik-baik. Ke dalam. Di poros keempat peta kita tergambar jelas


Agustus 04, 2020 / by / 0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

give me your response