Kamis, 18 Mei 2017

Day Life #1 : [Kotak-kotak Impian]

pict taken by me
Menulis adalah hal yang selalu ingin kulakukan setiap saat namun terkadang sulit untuk memulai, Blog ini merupakan salah satu diary onlineku jadi jangan heran kalo banyak kalimat baper pada postingan sebelumnya. Tulisku ini akan bercerita sedikit tentang perjalananku akhir-akhir ini. 

Sekitar 3-4 bulan terakhir aku telah menyelesaikan salah satu kewajibanku sebagai seorang mahasiswa, yaitu KKN-PPL (Kuliah Kerja Nyata dan Praktek pengajar lapangan) semoga tidak salah kepanjangannya, kurang lebih tiga bulan mengabdi di tanah Mandar tepatnya di Kabupaten Majene Sulawesi Barat. Mandar adalah salah satu suku dalam empat pioner suku di Sulawesi selatan, sebelum tanah Mandar mengalami pemekaran menjadi Sulawesi Barat. Mandar memiliki keindahan yang eksotis, pantai yang bersih, tebing yang menjulang tinggi, kampung adat yang masih sangat kental dengan tata krama, dan untuk pertama kalinya aku melihat gunung dan laut secara bersama. Fabiayyialairabikkumatukazziban. sungguh indah ciptaan-Nya. 

Keindahan Mandar khusunya Majene adalah Pantai Dato. Pantai yang tidak terlalu jauh dari pusat kota majene merupakan tempat wisata yang sangat memanjakan mata. Pasir putih, bersih dan memiiliki keindahan bawah laut yang sangat menggiurkan mata. Saya tidak bisa berenang namun sangat nekat untuk berenag menggunakan pelampung sampai ke tengah untuk liat destinasi bawah laut pantai dato, saya tidak bawa perlengkapan apa-apa jadi harus nebeng sama warga di sekitar yang sudah punya persiapan lebih. cukup kacamata sama sendal supaya kaki tidak sakit injek terumbukarang, saya sudah sangat bangga sama diri sendiri karena sudah liat aktivitas bawa laut. Salah satu mywishlist sudah terpenuhi walaupun bukan di kepulauan seribu. Pantai dato tidak memerlukan kontribusi untuk berkunjung thats Free.

Pantai Barane juga merupakan tempat yang berkunjung selanjutnya KKNers yang terdampar di tanah mandar. Di pantai ini untuk pertama kalinya saya menaiki alat transportasi laut. Pantai Barane sudah tidak alami sih karena sudah ditanggul pinggirnya tapi disini kalo mau berenag enak banget terumbu karang, Bulu Babi is nothing here. Well alat transportasi tadi saya gunakan hanya perahu kecil, nahkodanya seorang adik kecil ia ke pantai untuk mencari pengunjung yang ingin mencoba menaiki perahunya, upahnya ya terserah pengujung. seperti salah satu anak yang saya naiki perahu kecilnya ini ia duduk di kelas 1 SMP ia mencari nafkah sepulang sekolah dan berkenalan lah kami dengan adik-adik kecil ini. 
Kampung Salabose, Sebuah nama daerah yang unik bahkan berulang kali mereka sebut saya belum bisa menyebutnya sebelum melihat langsung tulisannya. Tempat ini adalah tempat yang berbudaya. saya berekesmpatan ke majene dan berkunjung ke salabose dalam rangka meperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Hows feeling? satu lagi yang terbaru dihidupku merayakan maulid Nabi dengan semarak yang luar biasa, perjuangan ke tempat ini pun luar biasa, Salabose tidak terlalu jauh dari pusat kota (well ibu posko selalu bilang majene sempit ji) Betul-betul sempit tapi istimewah. Perayaan Maulid Nabi yang termewah dan terluar biasa menurutku, telur-telur yang menjulang tinggi dikombinasikan dengan sundeq diskeliling panggung pertunjukan, tarian ala islami membuat hatikubergetar mungkin ini yang mereka sebut islam berbudaya, merayakan maulid nabi dengan suka cita, terbukti dengan semarak maulid yang luar biasa, hari itu semacam lebaran di kampung saya setiap rumah meneydiakan makanan, setiap rumah menunggu tamu untuk datang. sekali lagi mirip sekali lebaran. 

Tempat selanjutnya yang membuatku jatuh cinta dan rasanya ingin tetap di sana adalah perpustakaan pustaka, yang teletak di Pambusuang sekitar 1 jam dari pusat kota majene. kebetulan kami kesana karena berkunjung ke rumah salah satu teman posko dan dia menawari ke pantai dulu atau ke perpustakaan dulu. opsinya dulu ya kita ke perpustakaan dulu soalnya masih panas di pantai kalo jam 3. Ya saya ngikut aja, Pas sampai di sana luar biasa, terharu liat anak-anak yang antusias membaca, dan tidak pernah kepikiran perpustakaan yang saya kunjungi sesderhana ini tapi membuat saya jatuh cinta. pikiran saya soal perpustakaan adalah tempat yang berdinding tebal rak, buku. meja yang sepi. saya memilih ikut karena saya memang selalu suka dengan buku. di tempat ini budaya mandar sangat kental. masih di depan perpustakaan unik ini sudah sangat terasa kalo kita ada di tanah Mandar. Saat kami pertama sampai pendiri pepustakaan sedang di tempat lain jadilah saya menjelajah ke seluruh penjuru perpustakaan. Perpustakaan ini sangat berbeda, dan untuk pertama kalinya juga saya melihat perpustakaan seunik ini. Berlantaikan dengan bambu, rak-rak berbahan perahu bekas, bahkan tulisan rumah baca terbuat dari bambu. Hows creative. Piagam demi piagam ku cermati baik-baik wah pendirinya ternyata sudah mengukir banyak prestasi sangat penasaralah saya untuk beretmu dengan beliau. Setelah beberapa saat berkunjung Beliau pun mengajak kami untuk berbincang, beliau sangat senang ketika ada yang berkunjuk ke rumah bacanya. ternyata perpustakaan ini buka 24 jam. kecintaannya terhadap buku hingga beliau merintis sebuah rumah baca membuat bulir air mataku ikut menetes, ternyata seperti ini relawan sejati. Bertahun-tahun ia berkecimpung di dunia literasi untuk mencerdaskan anak bangsa. Beliau ternyata tidak bergerak sendiri ada banyak penyebar virus literasi yang berjuang tanpa pamrih. 


Salah satu my wish list adalah mengunjungi mesjid. Mesjid Raya di Majen menghadap langsung ke laut. Saya sempatkan untuk shalat sekali di mesjid itu. Alhamdulillah :) 
Kota Majene saya juluki kota kotak-kotak, jalanan di Kota majene bentuknya kotak-kotak soalnya mungkin karena itu motif sarung mandar kotak-kotak :D

Well Majene adalah negeri yang saya sebut negeri "Kotak-kotak"  membuat salah satu impian saya terwujud, sangat banyak destinasi budaya, kuliner yang menggiurkan di majene. 

Mei 18, 2017 / by / 0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

give me your response