Selasa, 12 November 2019

Book Review #13 : Tentang Kamu by Tere Liye



Judul : Tentang Kamu
Penulis : Tere Liye 
Penerbit: Republika 
Tahun : 2016 
Jumlah Halaman : 524


"Pertanyaan terpenting bukan berapakali Kita gagal, melainkan berapa Kali Kita bangkit, lagi dan lagi setelah kegagalan tersebut.  Jika kita gagal 1000x, maka pastikan Kita Akan bangkit 1001x" 


Buku ini bercerita tentang sebuah misi untuk mengungkap pewaris harta warisan senilai 19 triliun dari kepemilikian 1% saham multifungsi, Sri Ningsih, seorang wanita yang tidak memiliki ahli Waris yang meninggal di Paris. Dibalik penelusuran kisah hidup Sri Ningsih menyimpan banyak duka, ketangguhan seorang perempuan dan kisah cinta yang romantis. 

Tentang Kamu adalah buku Tere Liye yang gendrenya cukup menarik perhatianku. Walaupun judulnya sangat tidak sesuai dengan ekspektasi, Dan covernya sepatu yang sangat mirip dengan sepatu Bapakku. That's way I choose to buy it. Mungkin ini mengindikasikan bahwa buku ini menceritakan tentang perjalanan.

Penelusuran Zaman zulkarnaen, seoarang firma hukum Inggris yang sedang menyelidiki kepemilikan 1% saham multinasional ini. Zaman menyelidiki melalui buku diary Sri Ningsih, beliau seorang yang tinggal di sebuah pulau Bungin, bersama ibu tiri Dan adiknya, ia mendapat siksaan sejak kecil hingga pada saat rumahnya dilalap api dan ibu tirinya meninggal lalu ia terpaksa harus berpindah keluar dari pulau untuk kemudian melanjutkan pendidikan di pasaantren bersama adiknya, Tilamuta. 

Sri Ningsih dan adiknya Tilamuta, berangkat ke Madrasah kiai Ma'sum berdasarakan  rekomendasi dari Tuan Guru Bujang. Kehidupan di pasantren ketika Sri Ningsih berumur 15 tahun, lalu Sri Ningsih, Nuraini, Sulastri, menjadi sahabat karib. Mba Lastri adalah guru di pasaantren suaminya Musoh, yang dipercaya oleh kiayai Ma'sum untuk memngurus pasaantren putra karena keahliannya menguasai kitab kuning, fiqih, haditz, dll.

Setelah Lulus dari madrasah Sri menjadi guru bahasa karena satu-satunya yang memiliki nilai tinggi adalah bahasa kemudian setelah 19  tahun nuraini anak kiayi Ma'sum dilamar oleh Arifin anak kianyi berusia 25 tahun yang baru saja Lulus dari Universitas di Madinah. Mbak lastri Dan suaminya berhenti mengajar di pasantren karena iri dengan Arifin yang mengambil alih pekerjaan Muhson. Kedengkian Lastri Dan suaminya berakhir dengan membunuh kiay Ma'sum hingga hanya menyisahkan Nur Dan Arifin dengan memasukkan ke dalam pabrik gula, akibat fitnah yang ditujukan kepada kiayai Ma'sum.

Sri menjadi saksi di depan polisi bahwa mba lastri terlibat dalam pembunuhan keluarga kiayi. Hingga mba lastri berada di balik jeruji besi. Setelah kembali pulih Sri Ningsih kembali ke pesantren bersma Nur Dan Arifin, namun tidak begitu lama Sri Ningsih berangkat ke Jakarta meninggalKan pesantren. Ia Mengabarkan Nur melalui Surat" nya tapi tepat 15 tahun Surat" nya terhenti


Melalui Surat yang dikirimkan sri, memperlihatkan metamorfosis Sri Ningsih mulai dari menumpang di rumah Ibu-ibu di sekitar tanah abang, hidup di kos-kosan, tabungan yang sudah hampir benar-benar habis sehingga hampir diusir dari kontrakan, mengajar di sekolah yang berdidning Batu Bata merah sambil menjadi kuli di pasar tanah abang hingga malam. Hingga akhirnya punya tabungan sendiri untuk membuat gerobak dorong yang belum pernah Ada di Jakarta. Sri Ningsih menjual di sekitar Monas. Hingga gerobaknya jumlahnya semakin banyak Dan menjual berbagai jenis makanan bahkan sayur, namun perlahan usaha nya menggunakan gerobak banyak ditiru dan sering ditipu oleh karyawannya. 

Kemudian di Surat selanjutnya Sri Ningsih membuat usaha sewa Mobil dengan nama " Rahayu car Rental. Usahanya ini berkembang semakin pesat, jumlah Mobil, karyawan, pelanggan bukan hanya dari kalangan orang asing tapi juga dari kalangan orang ternama di Jakarta. Tapi, keberhasilan itu berhenti bahkan habis seketika ketika amukan Massa membakar pasar senen, membakar semua Mobil bermerk Jepang, membuat Sri benar-benar jatuh karena usaha rental mobilnya terhenti. 

Di Surat selanjutnya, Sri Ningsih mengabarkan kabar baik, dia bekerja di pabrik sabun cuci menjadi pengawas pabrik hingga ia dikirim ke Singapura oleh Bosnya untuk melakukan study banding. Di Pabrik sabun cuci Sri Ningsih banyak belajar tentang Sistem pendistribusian, ekonomi, pasar, dll. Hingga ia juga memulai bisnis sabun Mandi yang ia beri nama "Rahayu" bisninya perlahan berkembang walaupun pada awalnya banyak penolakan dari penjual. Perusahaan sabun Mandi terus berkembang dengan mengeluarkan produk lain. 

Surat Sri Ningsih terhenti pada Surat ke 20, lalu Zaman menemui pimpinan Pabrik "Cathy" seorang anak remaja yang Sri Ningsih beri makan Dan menjadi orang keprcayaan Sri Ningsih untuk memegang pabrik. Ia bercerita bahwa Sri Ningsih ingin menjual seluruh pabriknya tapi tidak ingin menjual dalam bentuk uang. Ada dua perusahaan multinasional yang ingin membeli karena pertumbuhan dan pasarnya sangat luas. Tapi Sri Ningsih membe0ri beberapa aturan yang pertama ia ingin menjual dengan diberikan 1% saham. Multinasional.  yang kedua pimpinan Pabrik tetap Chaty kecuali kalau chaty yang ingin mengundurkan diri. Namun keinginan menjual pabrik disaat pertumbuhan nya sangat pesat juga tidak diketahui oleh chaty. Tapi sehari setelah prosesi transaksi penjualan selesai, Sri Ningsih menghilang Tanpa jejak. Sri Ningsih memilih SVP (special purposes vehicle) sehingga tidak Ada media yang mencatat bahwa sri Ningsih masuk dalam deretan orang terkaya di Indonesia. 

penelusuran Zaman sealnjutnya Rumah Jompo Paris Aimee Dan mengantarkannya ke keluarga India yang menjadi tempat tinggal Sri Ningsih selama 20 tahun di London, yang awalnya bekerja sebagai pengendara Bus, cerita dibalik pertemuan Hakan,seorang laki-laki Turki yang jatuh cinta pada pandangan pertama, tapi tidak bisa mengungkapkannya. Sehingga Ia hanya bisa melakukan pengorbanan gila dengan menaiki bus yang dikendarai Sri Ningsih hanya untuk menyapa Sri Ningsih setiap 5 menit sehari, namun setelah turun dari bus itu Hakan harus berputar arah untuk sampai ke kantornya. Alhasil pengorbanan itu membuat Sri Ningsih menikah dengan Hakan hidup bahagia dengan kesedrhanaan, memiliki anak walaupun meninggal setelah lahir. 

Lalu bagaimana Sri Ningsih bisa sampai or Paris? Go ahead for reading this book

Buku ini memeberikan sosok Sri Ningsih, kebaikan, kesederhanaan, ketangguhan, keuletan, sehingga setiap tempat yang menjadi saksi bisu maupun saksi mata kehidupan Sri Ningsih selalu memngungkapkan cinta mulai dari pulau Bungin, pasantren, Jakarta, London hingga 
November 12, 2019 / by / 0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

give me your response