Minggu, 28 Februari 2021

Daily Life #13 : Sejak kecil saya sudah menjadi kaum Sok Minimalis

Photo by Bench Accounting on Unsplash


Jadi seberapa banyak barang mu yang memiliki fungsi yang sama? Misalnya saja jumlah tas mu yang kau pake ngantor? Traveling? Atau sepatu teplek mu, higheels mu? Kalau saya hanya punya satu 😂


Saya adalah salah satu manusia penghuni bumi yang sejak awal tidak senang mengoleksi barang, sejak saya sekolah sampai kuliah bahkan sampai sekarang, saya mengingat bahwa sepatuku akan kuganti kalau sudah rusak begitupun tasku. Ya antara lagi kere atau memang sok minimalis. 


Sejak SMA saya memang nggk suka mengoleksi tas, sepatu dan barang-barang lainnya. 


Saya cukup tergerak untuk bercerita tentang "hidup minamalis" setelah menonton video di YouTube yang lewat di beranda youtubeku. Topiknya membahas tentang jumlah skincare yang dia punya hanya satu, maksudnya bukan bedak doang yang dia punya tapi hanya satu setiap fungsi nya, misalnya saja hanya satu lipstik, foundation, sisir dan lain-lain. Saat nonton video ini saya bertanya dalam hati memang perempuan di luar sana punya berapa jenis foundation? atau jenis sunscream? apakah setiap hari mereka menggunakan jenis yang berbeda? 


Lalu saya melihat pada diri saya sendiri dan bilang Saya juga demikian kok, rasanya sudah 3 tahun berturut-turut membeli lipstik di akhir tahun. Kenapa akhir tahun? Kebetulan saja sudah 3 tahun berturut-turut lipstikku habis saat Desember. Setelah nonton video itu saya melirik kotak skincareku, lalu saya bertanya pada diri sendiri memang orang di luar sana ngapain ya punya body lotion lebih dari satu? Kalau sudah nyaman dan cocok ngapain beli yang lain? Kan mubassir 🤪. 


Saya sudah menjadi sok minimalis sejak kecil, hal yang membuat ku tersadar juga adalah saat saya membaca bukunya "seni hidup minimalis" (link review nya ada di sini.) Yang ditulis oleh Famio Sasaki. Bukunya menceritakan beberapa hal dalam hidupnya sebagai kaum minimalis. Ada beberapa pertanyaan di bukunya yang membuat saya sadar kalau kebiasaan kecil saya juga mengarah ke kehidupan minimalis, walau bukan kaum minimalis garis keras juga seperti yang dituliskan di buku itu, seperti sabunnya hanya satu untuk semua, handuknya hanya satu untuk rambut, dan badan. Atau warna bajunya hanya satu atau 2 jenis warna.


Saya tidak seperti itu juga, saya belum bisa menggunakan sampo dari sabun mandi, sabun cuci piring dijadikan sabun cuci baju, atau bahkan masih ada beberapa perintilanku yang masih sayang untuk dibuang.


Menurutku kaum minimalis bukan sekadar mereka meminimalisir barang-barangnya tapi dari cara pandangnya juga tentang hidup, Famio Sasaki juga menuliskan bahwa tokoh minimalis menurutnya adalah Steave Jobs. Dibeberapa kesempatan seminar Steave Jobs selalu menggunakan atasan hitam dan jeans Biru Navi. Memilih warna baju juga memberikan ruang yang cukup banyak pada otak untuk berpikir, jadi kalau sudah ada baju yang tidak perlu lagi dipikirkan mau di pasangkan dengan apa, otak bisa bepikir pada hal yang lebih produktif yang lain. Famio Sasaki juga menambahkan bahwa tidak hanya gaya hidup Steave Jobs yang minimalist tapi awal-awal kemunculan product apple juga mengusung konsep minimalis. Kalau kita ingat produc apple yang memiliki satu tombol saja di saat brand lain masih menggunakan banyak tombol. 


Sebagai perempuan sulit rasanya dong untuk seperti Steave Jobs atau tokoh minimalis lainnya. Walaupun intensitasku membeli baju rendah sih dibandingkan orang-orang yang ada di sekitarku. tapi tetap saja masih nggak enak keluar rumah menggunakan baju atau tone warna itu-itu saja. Padahal hampir 100% orang yang kita akan temui tidak juga memperhatikan kita sedang menggunakan baju kemarin atau baju model terbaru. Kita saja yang terlalu overthinking. 


Minimalis juga bukan tentang hidup berhemat sih, para minimalis membeli baju yang harganya bisa lebih mahal dengan kualitas yang bagus agar bisa digunakan lebih sering dan lebih awet. alih-alih mengurang jumlah barang yang dibeli. 


Pada dasarnya kaum minimalis semua barang yang ada disekitarnya memiliki kegunaan yang benar-benar mereka butuhkan. Kalau fungsinya tidak terlalu signifikan atau ada barang lain yang memiliki fungsi yang sama lebih baik dipindah tangankan pada orang yang membutuhkan. 


Gaya hidup minimalis menuirutku sangat menarik walau sulit untuk berubah drastis.   

Februari 28, 2021 / by / 0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

give me your response